Selasa, 10 Maret 2009

BELUM SADAR AJA


saat sunrise


Malam ini susah sekali untuk tidur meskipun badan dah pegal2, semua karena satu hal, keinginan untuk nulis postingan yang baru.

Posting kali ini ,merupakan pengalaman berharga setelah 3 hari kemarin pergi keluar kota untuk membantu teman dalam memberikan ide mengenai wisata outbond yang ingin dibangunnya di Cianjur Jawa Barat.

Bermula dari sharing bisnis supaya bisa jajan, teman saya Iqbal mengajak saya (dadakan bgt) untuk datang ke lokasi outbond yang akan dibangun. Itung-itung bantu teman skaligus liburan, kami sepakat untuk pergi ke Cianjur esok paginya naik bis.

Sabtu pagi kami berangkat. dikarenakan libur panjang sabtu-minggu-senin semua bis yang menuju cianjur tidak boleh lewat puncak dan dialihkan menuju Jonggol yang notabenenya tambah jauh banget dan daerahnya agak gersang. Bis yang kami naiki adalah bis ekonomi, panasnya udara dalam bis ditambah mamang2 yang pada ngerokok bikin udara tambah sesak di dalam bis. Kehabisan bahan obrolan sayapun sempat2nya buka facebook pake handphone (*gaya!=)), saya tertarik dengan notes yang ada di facebook milik Dosen saya "Mba Anna". Notesnya benar - benar membuka pikiran saya saat itu. Berikut adalah potongan notes yang saya ambil dari facebook beliau. (maaf mba belom sempet bilang mau unduh, hehe)

***********************************************************************************

Suatu pagi di bandar lampung, menjemput seseorang di bandara. Orang itu sudah tua, kisaran 60 tahun. Sebut saja si bapak.

Si bapak adalah pengusaha asal singapura, dengan logat bicara gaya melayu, english, (atau singlish?) beliau menceritakan pengalaman2 hidupnya kepada kami yang masih muda. Mulai dari pengalaman bisnis, spiritual, keluarga, bahkan percintaan hehehe..

“Your country is so rich!”

Ah biasa banget kan denger kata2 begitu. Tapi tunggu dulu..

“Indonesia doesnt need d world, but d world need Indonesia”

“Everything can be found here in Indonesia, u dont need d world”

“Mudah saja, Indonesia paru2 dunia. Tebang saja hutan di Kalimantan, dunia pasti kiamat. Dunia yang butuh Indonesia!”

“Singapore is nothing, we cant be rich without indonesia. 500.000 orang indonesia berlibur ke singapura setiap bulan. bisa terbayang uang yang masuk ke kami? apartemen2 dan condo terbaru kami yang membeli pun orang2 indonesia, ga peduli harga yang selangit, laku keras. Lihatlah rumah sakit kami, orang indonesia semua yang berobat.”

“Kalian tahu bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap hutan indonesia masuk? ya benar2 panik. sangat berasa, we are nothing.”

“Kalian ga tau kan klo agustus kemarin dunia krisis beras. termasuk di singapura dan malaysia? kalian di indonesia dengan mudah dapat beras”

“Lihatlah negara kalian, air bersih dimana2.. lihatlah negara kami, air bersih pun kami beli dari malaysia. Saya pernah ke kalimantan, bahkan pasir pun mengandung permata. Terlihat glitter kalo ada matahari bersinar. Petani disana menjual Rp3000/kg ke sebuah pabrik China. Dan si pabrik menjualnya kembali seharga Rp 30.000/kg. Saya melihatnya sendiri”

“Kalian sadar tidak klo negara2 lain selalu takut meng-embargo Indonesia? Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut klo kalian menjadi mandiri, makanya tidak di embargo. harusnya KALIANLAH YANG MENG-EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Beli lah dari petani2 kita sendiri, beli lah tekstil garmen dari pabrik2 sendiri. Tak perlu kalian impor klo bisa produksi sendiri.”

“Jika kalian bisa mandiri, bisa MENG-EMBARGO DIRI SENDIRI, Indonesia will rules the world..”

***********************************************************************************

selesai membaca notes tersebut, saya menengadahkan kepala saya ke arah luar jendela. Sejauh mata memandang hamparan sawah luas, beberapa petak sedang dipanen petaninya, dan tidak jauh dari situ ada sungai besar yang mengairi sawah. Selain sawah, banyak sekali penambang pasir lokal (kecil-kecilan) yang pasirnya diambil dari sekitar sungai tersebut.

satu hal yang saya pikir, "coba! dari sawah dan pasir itu aja berapa juta orang bisa hidup! bener kata orang singapur itu, Indonesia emang kaya yah...".

pikiran itu terus berputar sampi kami akhirnya tiba di Cianjur, hmmm...

***********************************************************************************

Saya mendapat berita dari keluarga kalau jalan menuju jakarta sangat padat karena arus balik liburan. Akhirnya kami memutuskan untuk menginap satu malam lagi di Cianjur dan pulang keesokan harinya. karena di lokasi outbond belum ada listrik dan persediaan kebutuhan pokok menipis, saya dan Iqbal berniat numpang ng-charge hape di perkampungan penduduk skaligus berbelanja kebutuhan pokok. Dijalan kami bertemu dengan dua orang anak kecil yang membawa nampan bambu di atas kepalanya. "anak ini ngapain sore sore ujan gerimis gini bawa nampan ya?" lalu seorang penjaga outbond yang memandu kami memberhentikan anak itu. "jual naon wae de?", dan sang anak menurunkan nampannya yang ditutupi plastik kumal. Owalah ini anak jualan gorengan dan kue-kue basah gitu ternyata!

keliatannya dua anak itu kakak beradik, yang satu umurnya sekitar 6 dan satunya umur 7 tahun. mukanya lucu kok. Oya yang paling mencolok, muka, baju, dan plastik penutup nampan semua sama kumalnya, kaki belepotan lumpur, dan bajunya agak basah. Adiknya hanya diam saja ketika ditanya bawa apa, dan kakaknya sedikit malu-malu suaranya waktu menjawab apa saja dagangannya, mungkin bingung tumben ada orang kota dateng kesitu beli dagangannya. "a..aya risol A', sareung kueh.." (ada risol sama kue om *red.) akhirnya pemandu kami memborong kue2 dagangannya. Setelah menerima uang yang kami bayarkan, muka anak kecil itu tampak riang, dan segera menaikkan nampan bambunya ke atas kepalanya. Sebelum anak tersebut pergi, saya tanyakan kepada mereka:

US: "ade teu sakola?" *kamu ga sekolah de?
ADE: "sakola A', ngan ayeuna keur libur" * sekolah om, tapi sekarang lagi libur.
US: "ieu teh adi maneh" *ini ade kamu?
(sambil nunjuk ke arah adenya yang langsung malu-malu mukanya)
ADE: "he eh"
US: "ade bumina dimana? jauh?" *ade rumahnya dimana? jauh?
ADE: "he eh jauh A', tuh di ditu." * iya jauh om, tuh di sana.
(sambil nunjuk ke arah kejauhan yang gak jelas dimana letaknya)
US: "Ade unggal sore jualan keliling kampung?"
ADE: " iya A'."
US: "yaudah ati2 ya, makasih kuenya."
ADE: "iya A', sama-sama".

dan anak itupun pergi ke arah yang berlawanan dengan kami...

sayapun kembali teringat notes yang saya baca kemarin, "Indonesia kaya", dan setelah itu shoked melihat kenyataan, potret buram Indonesia yang katanya "KAYA", dari dua bocah tersebut.

Lalu Iqbal nyeletuk "ndang, mereka kalo perang pasti ada di posisi terdepan ya? ibarat perusahaan pasti orang utama yang berada di depan langsung menghadapi konsumen".

jawabannya dalem hati gw: Iya, dan anak sekecil itu harus bekerja keras nopang hidupnya dengan pekerjaan berat yang kita aja anak kuliahan belum tentu bisa hidup keras kaya mereka.

nah para pembaca sekalian, mereka aja mau kok kerja keras kaya gitu, kita yang hidupnya lebih baik, harusnya lebih semangat dari mereka! termasuk saya juga tentunya, hehe....

mari SEMANGAT kawanku!


tolong komennya agar kita saling menyemangati ya....
cheers!(^_^) v


Lokasi yang akan dibangun


bangun tidur depan tenda


sayang sungai besarnya ga sempet foto, lowbat


takut kena api unggun, =p